Amerika Serikat (AS) selama ini dikenal sebagai sekutu Yaman. Sejak lama Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mendapatkan dukungan dari Pemerintah AS. Namun kini keadaan berbalik, disaat Presiden Saleh dihadapkan pada protes rakyat yang menuntutnya lengser dari jabatan.
Awalnya Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) tetap mendukung Presiden Saleh secara pribadi dan terus menahan diri untuk mengkritiknya di depan publik. Ini dilakukan Obama karena menganggap Saleh sebagai sekutu utama AS dalam memerangi Al Qaeda di Yaman.
Sikap Amerika ini dianggap sebuah tindakan hipokrit, karena AS berusaha keras untuk menyingkirkan rezim yang represif di Libya. Hal tersebut berbeda saat AS bertindak kepada sekutu strategis seperti Yaman dan Bahrain.
Tetapi sikap tersebut mulai berubah dalam beberapa pekan terakhir. Disaat Pemerintah AS tidak secara publik mendesak Saleh untuk mundur, mereka tetap mengatakan kepada sekutu lainnya bahwa keberadaan Saleh tidak dapat dipertahankan.
Menurut seorang pejabat Yaman, posisi AS yang berubah ini terjadi saat berlangsungnya negosiasi dengan Saleh guna membicarakan kemungkinan lengsernya. Namun, ketika menemukan bahwa Saleh tidak akan mundur, sikap Negeri Paman Sam langsung berubah.
"Pihak Amerika berusaha keras untuk mendesak terjadinya transfer pemerintahan sejak awal negosiasi. Tetapi hal tersebut tidak diutarakan secara publik karena mereka (AS) masih terlibat dalam negosiasi," menurut pejabat Yaman tersebut, seperti dikutip The New York Times, Senin (4/4/2011).
Negosiasi yang berlangsung di Sana dimulai setelah penembak yang diduga memiliki kaitan dengan pemerintah, menewaskan 50 demonstran anti-pemerintah 18 Maret. Tidak jelas apakah Washington membicarakan upaya Presiden Saleh untuk keluar dari Yaman dengan selamat.
Bagi AS, kunci dari lengsernya Saleh adalah sama juga menjaga akan operasi pemberantasan teroris di Yaman dapat tetap berlangsung. (okez)
0 komentar:
Posting Komentar
Yang dah mampir di Blog Ane Jangan Lupa ninggalin KOmen ea gan.